Senin, 30 April 2012

Hiperemesis Gravidarum


Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari (Prawirohardjo, 2002) .
              

Kejadian Hiperemesis Gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.      Faktor Adaptasi dan Hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah, lebih sering terjadi Hiperemesis Gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida dan overdistensi rahim pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa.
Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi Hiperemesis Gravidarum.
2.      Faktor Psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian Hiperemesis Gravidarum. Dengan perubahan suasana dengan masuk rumah sakit frekuensi muntahnya dapat berkurang dan berangsur sembuh.
3.      Faktor Alergi
Pada kehamilan, dimana terjadi invasi jaringan vili korialis yang masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian Hiperemesis Gravidarum .
Patologi HEG
         Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat Hiperemesis Gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh bermacam sebab, antara lain :
1.      Hati
Pada Hiperemesis Gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrois, degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus menerus. Dapat ditambahkan bahwa separuh penderita yang meninggal karena Hiperemesis Gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.
2.      Jantung
Jantung menjadi lebih kecil dari biasanya, ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.
3.      Otak
Adakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan seperti dilatasi kapiler dan perdarahan kecil pada daerah kolpora mamilaria ventrikel ketiga dan keempat.
4.      Ginjal
Ginjal tanpak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan ditubuh kontorti (Wiknjosastro, 2007).




Diagnosis
         Dari diagnose didapatkan amenore tanda kehamilan muda dan muntah terus-menerus, pada pemeriksaan fisik pada pasien lemah, apatis sampai koma, nadi meningkat sampai 10 kali permenit, suhu meningkat, tekanan darah turun atau ada tanda-tanda dehidrasi lain pada pemeriksaan elektrolit ditemukan kadar dan klorida turun (Wiknjosastro, 2007).


Penanganan
1. Pencegahan
Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud untuk menghilangkan rasa takut dan menghilangkan faktor psikis juga tentang diet ibu hamil, jangan makan sekaligus banyak,tetapi dalam porsi sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, karena akan terasa oyong, mual dan muntah. Defeksi hendaknya taratur (Winkjosastro, 2007).
2. Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan :
a.    Penderita diisolasikan di dalam kamar yang terang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik.
b.   Diuresis selalu dikontrol untuk menjaga keseimbangan cairan.
c.    Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik, berikan minuman dan makanan yang sedikit demi sedikit ditambah.
d.   Dianjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan.
e.    Pada keadaan yang lebih berat berikan antiemetic seperti metoklopramid, disiklomin, hidroklorida, klorpromazin (Winkjosastro, 2007)
2.1.8 Prognosis
         Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis Gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin (Winkjosastro, 2007).



 Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Hiperemesis Gravidarum
Adapun beberapa faktor yang berpengaruh besar terhadap kejadian HEG diantaranya adalah :
1 Kehamilan Ganda
         Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu (Saifuddin, 2002). Pada hamil ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2007). Menurut Susan B Wilson Hiperemesis Gravidarum terjadi lebih sering pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa dari pada kehamilan tanpa komplikasi lainnya.
2 Primigravida          
primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya (Depkes RI, 2002). Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhdapa hormon estrogen dan koreonik gonodhotropin yang menyebabkan terjadinya Hiperemesis Gravidarum (Manuaba, 2005). Faktor predisposisi Hiperemesis Gravidarum yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda (Nugroho, 2010).
3 Psikologis
         Faktor psikologis, memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut tanggung jawab sebagai seorang ibu. Dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil, tidak jarang dengan memberikan suasana baru dapat mengurangi frekuensi muntah. Dengan perubahan suasana dan dirujuk ke rumah sakit frekuensi muntahnya dapat berkurang dan menghilang atau berangsur-angsur sembuh .
4 Organik
         Faktor organik sama dengan faktor alergi, yang dianggap dapat menyebabkan Hiperemesis Gravidarum, karena masuknya vili khorealis ke dalam sirkulasi internal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin (Prawiroharjo, 2005).






Penerapan 10 T dan 4 terlalu


Pada pemeriksaan kehamilan, bidan yang berperan sebagai tenaga kesehatan wajib memeriksa dan memberikan 10 T, yaitu :
a.          Tinggi Badan dan Berat Badan
b.         Tekanan Darah
c.          Tinggi Fundus Uteri
d.         Tetanus Toksoid
e.          Tablet Fe
f.          Tes laboratorium
g.         Temu Wicara
h.         Tentukan Status Gizi (mengukur lila)
i.           Tentukan posisi janin dan DJJ
j.           Tata Laksana

Bidan juga harus melakukan konseling saat pemriksaan kehamilan atau mengadakan penyuluhan di masyarakat tentang bahaya 4 terlalu, yaitu :
a.          Terlalu muda
Dimana ibu hamil dengan usia terlalu tua atau kurang dari 20 tahun
b.         Terlalu sering hamil
Ibu yang hamil dengan jarak tiap anak kurang dari 2 tahun.
c.          Terlalu banyak anak
Ibu hamil dengan jumlah anak lebih dari 4 anak,
d.         Terlalu tua hamil
Ibu hamil dengan usia saat kehamilan lebih dari 35 tahun.
4 terlalu dapat mengakibatkan komplikasi pada kehamilan, seperti cacat pada janin, perdarahan, bahkan sampai kematian ibu dan janin (Manuaba, 2010)