Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Mual (nausea) dan muntah (emesis
gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan
trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul
setiap saat dan malam hari (Prawirohardjo,
2002) .
Kejadian Hiperemesis Gravidarum belum diketahui dengan
pasti. Tetapi beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor Adaptasi dan Hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah, lebih
sering terjadi Hiperemesis Gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup
faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida dan
overdistensi rahim pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa.
Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi
terhadap hormon estrogen, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa,
jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi
Hiperemesis Gravidarum.
2.
Faktor
Psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian
Hiperemesis Gravidarum belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak
hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan
sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian Hiperemesis Gravidarum. Dengan
perubahan suasana dengan masuk rumah sakit frekuensi muntahnya dapat berkurang
dan berangsur sembuh.
3.
Faktor Alergi
Pada kehamilan, dimana terjadi invasi jaringan
vili korialis yang masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi
dianggap dapat menyebabkan kejadian Hiperemesis Gravidarum .
Patologi HEG
Bedah
mayat pada wanita yang meninggal akibat Hiperemesis Gravidarum menunjukkan
kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan
pada malnutrisi oleh bermacam sebab, antara lain :
1.
Hati
Pada Hiperemesis Gravidarum tanpa komplikasi hanya
ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrois, degenerasi lemak tersebut terletak
sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan
dianggap sebagai akibat muntah yang terus menerus. Dapat ditambahkan bahwa
separuh penderita yang meninggal karena Hiperemesis Gravidarum menunjukkan
gambaran mikroskopik hati yang normal.
2.
Jantung
Jantung menjadi lebih kecil dari biasanya, ini
sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan
sub-endokardial.
3.
Otak
Adakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan
seperti dilatasi kapiler dan perdarahan kecil pada daerah kolpora mamilaria
ventrikel ketiga dan keempat.
4.
Ginjal
Ginjal tanpak pucat dan degenerasi lemak dapat
ditemukan ditubuh kontorti (Wiknjosastro, 2007).
Diagnosis
Dari diagnose didapatkan amenore tanda kehamilan muda dan muntah
terus-menerus, pada pemeriksaan fisik pada pasien lemah, apatis sampai koma,
nadi meningkat sampai 10 kali permenit, suhu meningkat, tekanan darah turun
atau ada tanda-tanda dehidrasi lain pada pemeriksaan elektrolit ditemukan kadar
dan klorida turun (Wiknjosastro, 2007).
Penanganan
1. Pencegahan
Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan
kepada ibu-ibu dengan maksud untuk menghilangkan rasa takut dan menghilangkan
faktor psikis juga tentang diet ibu hamil, jangan makan sekaligus banyak,tetapi
dalam porsi sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi,
karena akan terasa oyong, mual dan muntah. Defeksi hendaknya taratur (Winkjosastro, 2007).
2. Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan
pengobatan :
a.
Penderita diisolasikan
di dalam kamar yang terang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik.
b.
Diuresis
selalu dikontrol untuk menjaga keseimbangan cairan.
c.
Bila selama
24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik, berikan minuman
dan makanan yang sedikit demi sedikit ditambah.
d.
Dianjurkan
pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan.
e.
Pada keadaan
yang lebih berat berikan antiemetic seperti metoklopramid, disiklomin,
hidroklorida, klorpromazin (Winkjosastro, 2007)
2.1.8 Prognosis
Dengan
penanganan yang baik prognosis Hiperemesis Gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang
berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin (Winkjosastro, 2007).
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Hiperemesis Gravidarum
Adapun beberapa faktor yang berpengaruh besar terhadap kejadian HEG diantaranya adalah :
1 Kehamilan Ganda
Kehamilan
ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu (Saifuddin,
2002). Pada hamil ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan
terlalu tinggi dan menyebabkan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2007). Menurut Susan B Wilson Hiperemesis Gravidarum
terjadi lebih sering pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa dari pada
kehamilan tanpa komplikasi lainnya.
2
Primigravida
primigravida adalah seorang wanita yang hamil
untuk pertama kalinya (Depkes RI, 2002). Sebagian kecil primigravida belum mampu
beradaptasi terhdapa hormon estrogen dan koreonik gonodhotropin yang
menyebabkan terjadinya Hiperemesis Gravidarum (Manuaba, 2005). Faktor predisposisi
Hiperemesis Gravidarum yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda (Nugroho, 2010).
3 Psikologis
Faktor
psikologis, memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
tanggung jawab sebagai seorang ibu. Dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil, tidak jarang dengan memberikan suasana baru dapat mengurangi
frekuensi muntah. Dengan perubahan suasana dan dirujuk ke rumah sakit frekuensi
muntahnya dapat berkurang dan menghilang atau berangsur-angsur sembuh .
4 Organik
Faktor organik sama dengan faktor alergi, yang dianggap dapat
menyebabkan Hiperemesis Gravidarum, karena masuknya vili khorealis ke dalam
sirkulasi internal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi
yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya
alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin
(Prawiroharjo, 2005).